Langsung ke konten utama

7 Keistimewaan Agama Buddha

Buddha diagungkan bukan karena kekayaan, keindahan, atau lainnya. Beliau diagungkan karena kebaikan, kebijaksanaan, dan pencerahanNya. Inilah alasan mengapa kita, umat Buddha, menganggap ajaran Buddha sebagai jalan hidup tertinggi.

Apa sajakah keunggulan-keunggulan yang menumbuhkan kekaguman kita terhadap ajaran Buddha?

1. Ajaran Buddha tidak membedakan kelas / kasta

Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau jahat bukan karena kasta atau status sosial, bukan pula karena percaya atau menganut suatu ajaran agama. Seseorang baik atau jahat karena perbuatannya. Dengan berbuat jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan berbuat baik, seseorang menjadi baik. Setiap orang, apakah ia raja, orang miskin atau pun orang kaya, bisa masuk surga atau neraka, atau mencapai Nirvana, dan hal itu bukan karena kelas atau pun kepercayaannya.

2. Agama Buddha mengajarkan belas kasih yang universal

Buddha mengajarkan kita untuk memancarkan metta (kasih sayang dan cinta kasih) kepada semua makhluk tanpa kecuali. Terhadap manusia, janganlah membedakan bangsa. Terhadap hewan, janganlah membedakan jenisnya. Metta harus dipancarkan kepada semua hewan termasuk yang terkecil seperti serangga. Hal ini berbeda dengan beberapa agama lain yang mengajarkan bahwa hewan diciptakan Tuhan untuk kepentingan kelangsungan hidup manusia, sehingga membunuh makhluk selain manusia bukanlah kejahatan. Beberapa agama bahkan membenarkan membunuh orang bersalah yang menentang agamanya.

3. Dalam ajaran Buddha, tidak seorang pun diperintahkan untuk percaya

Sang Buddha tidak pernah memaksa seseorang untuk mempercayai ajaranNya. Semua adalah pilihan sendiri, tergantung pada hasil kajian masing-masing individu. Buddha bahkan menyarankan, “Jangan percaya apa yang Kukatakan kepadamu sampai kamu mengkaji dengan kebijaksanaanmu sendiri secara cermat dan teliti apa yang Kukatakan.” Hal ini pun berbeda dengan agama lain yang melarang pengikutnya mengkritik ajarannya sendiri. Ajaran Buddha tidak terlalu dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan dan kritik-kritik terhadap ajaranNya. Jelaslah bagi kita bahwa ajaran Buddha memberikan kemerdekaan atau kebebasan berpikir.

4. Agama Buddha mengajarkan diri sendiri sebagai pelindung

Buddha bersabda, “Jadikanlah dirimu pelindung bagi dirimu sendiri. Siapa lagi yang menjadi pelindungmu? Bagi orang yang telah berlatih dengan sempurna, maka dia telah mencapai perlindungan terbaik.”

Ini bisa dibandingkan dengan pepatah bahasa Inggris, “God helps those who help themselves” –Tuhan menolong mereka yang menolong dirinya sendiri. Inilah ajaran Buddha yang menyebabkan umat Buddha mencintai kebebasan dan kemerdekaan, dan menentang segala bentuk perbudakan dan penjajahan.

Buddha tidak pernah mengutuk seseorang ke neraka atau pun menjanjikan seseorang ke surga, atau Nibbana; karena semua itu tergantung akibat dari perbuatan tiap-tiap orang, sementara Buddha hanyalah guru atau pemimpin. Seperti tertulis dalam Dhammapada, “Semua Buddha, termasuk Saya, hanyalah penunjuk jalan.” Pilihan untuk mengikuti jalanNya atau tidak, tergantung pada orang yang bersangkutan. Hal ini pula yang membedakan dengan agama lain yang percaya Tuhan bisa menghukum orang ke neraka atau mengirimnya ke surga. 

Ketika orang melakukan segala jenis dosa, jika dia memuja, berdoa, dan menghormati Tuhan, maka Tuhan akan menunjukkan cintaNya dan mengampuni orang tersebut. Hal ini membuat orang menjadi terdorong untuk tidak peduli, sebesar apapun dosanya, jika dia memuja Tuhan, dia akan diampuni. Karena ini pulalah, dia akan terbiasa menunggu bantuan orang lain daripada berusaha dengan kemampuan sendiri.

5. Agama Buddha adalah agama tanpa perang

Dari awal perkembangannya sampai sekarang, lebih dari 2500 tahun –agama Buddha tidak pernah menyebabkan peperangan. Bahkan, Buddha sendiri melarang penyebaran ajaranNya melalui senjata dan kekerasan. Di lain pihak, banyak pemimpin agama yang sekaligus juga menjadi raja dari kerajaannya, dan pada saat yang sama menjadi diktator dari agamanya.

 6. Agama Buddha adalah agama yang damai dan tanpa monopoli kedudukan

Dalam Dhammapada, Buddha bersabda, “Seseorang yang membuang pikiran untuk menaklukkan orang lain akan merasakan kedamaian.” Pada saat yang sama, Beliau memuji upaya menaklukkan diri sendiri. Beliau berkata, “Seseorang yang menaklukkan ribuan orang dalam perang bukanlah penakluk sejati. Tetapi seseorang yang hanya menaklukkan seorang saja yaitu dirinya sendiri, dialah pemenang tertinggi.”

Di sini, menaklukkan diri sendiri terletak pada bagaimana mengatasi kilesa (kekotoran batin). Andaikan semua orang menjadi umat Buddha, maka diharapkan manusia akan beroleh perdamaian dan kebahagiaan. Buddha mengatakan bahwa semua makhluk harus dianggap sebagai sahabat atau saudara dalam kelahiran, usia tua, penyakit, dan kematian. Beliau juga mengajarkan semua umat Buddha untuk tidak menjadi musuh orang-orang tak seagama atau pun menganggap mereka sebagai orang yang berdosa. 

Beliau mengatakan bahwa siapa saja yang hidup dengan benar, tak peduli agama apapun yang dianutnya, mempunyai harapan yang sama untuk beroleh kebahagiaan di kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang. Sebaliknya, siapapun yang menganut agama Buddha tetapi tidak mempraktikkannya, hanya akan beroleh sedikit harapan akan pembebasan dan kebahagiaan.

Dalam agama Buddha, setiap orang memiliki hak yang sama untuk mencapai kedudukan yang tinggi. Dengan kata lain, setiap orang dapat mencapai Kebuddhaan. Dalam agama lain, tiada siapapun bisa menjadi Tuhan selain Tuhan sendiri, tidak peduli sebaik apapun pengikutnya bertindak. Seseorang takkan pernah mencapai tingkat yang sama dengan Tuhan. Bahkan pemimpin agama pun takkan pernah mencapai ketuhanan.

7. Agama Buddha mengajarkan hukum sebab dan akibat

Buddha mengajarkan bahwa segala sesuatu muncul dari suatu sebab. Tiada suatu apapun yang muncul tanpa alasan.

Kebodohan, ketamakan, keuntungan, kedudukan, pujian, kegembiraan, kerugian, penghinaan, celaan, penderitaan –semua adalah akibat dari keadaan-keadaan yang memiliki sebab.

Akibat-akibat baik muncul dari keadaan-keadaan yang baik, dan akibat buruk muncul dari penyebab-penyebab buruk pula. Kita sendiri yang menyebabkan keberuntungan dan ketidakberuntungan kita sendiri. Tidak ada Tuhan atau siapapun yang dapat melakukannya untuk kita. Oleh karena itu, kita harus mencari keberuntungan kita sendiri, bukan membuang-buang waktu menunggu orang lain melakukannya untuk kita. Jika seseorang mengharapkan kebaikan, maka dia hanya akan berbuat kebaikan dan berusaha menghindari pikiran dan perbuatan jahat.

Prinsip-prinsip sebab dan akibat; suatu kondisi yang pada mulanya sebagai akibat akan menjadi sebab dari kondisi yang lain, dan seterusnya seperti mata rantai. Prinsip ini sejalan dengan pengetahuan modern yang membuat agama Buddha tidak ketinggalan jaman daripada agama-agama lain di dunia.

Inilah beberapa keistimewaan Agama Buddha. Bila ada pertanyaan, bisa diisi di kolom komentar ya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Simbol - Simbol Dalam Agama Buddha

Tahukah kamu apa saja simbol-simbol Buddhis? Simbol ini digunakan untuk melambangkan ajaran Buddha dan mengingatkan kita terhadap Sang Buddha. Hampir semua simbol dalam Agama Buddha sangat berkaitan/berhubungan dengan peristiwa pada saat Buddha masih hidup di Bumi. Berikut adalah simbol-simbol Buddhis yang umum digunakan : Rupang Buddha Umat non-Buddhis sering bertanya, apakah umat Buddha menyembah patung atau tidak? Sebagai seorang Buddhis, kita harus memberikan jawaban yang tepat dengan menjelaskan dan memberitahu siapa Sang Buddha dan pengertian Buddha itu sendiri.  Umat Buddha tidak memuja atau sembahyang pada patung/rupang Buddha sebagai Tuhan untuk mengharapkan kemakmuran dan keselamatan, hal-hal duniawi lainnya atau mengharapkan surga setelah meninggal. Ketika umat Buddha memberikan penghormatan dengan cara merangkapkan kedua tangannya di depan dada (sikap Anjali ) kepada rupang Buddha adalah untuk mengenang jasa-jasanya dalam mengajarkan ajaran kebenaran ( Dhamma ) kepa

Puasa Dalam Agama Buddha

Dalam agama Buddha, juga dikenal sebuah istilah yang dapat diartikan sebagai “puasa”. Namun, hendaknya jangan ditafsirkan sebagai puasa tidak makan dan minum selama sekitar 15 jam seperti dalam agama Islam.  Puasa dalam agama Buddha sedikit berbeda dan diperbolehkan minum. Dalam agama Buddha puasa itu disebut Uposatha. Puasa ini tidak wajib bagi umat Buddha, namun biasanya dilaksanakan dua kali dalam satu bulan (menurut kalender buddhis dimana berdasarkan peredaran bulan), yaitu pada saat bulan terang dan gelap (bulan purnama). Namun ada yang melaksanakan 6 kali dalam satu bulan, tetapi puasa (uposatha) tersebut tidak wajib. Uposatha artinya hari pengamalan (dengan berpuasa) atau dengan pelaksanaan uposatha-sila pada hari atau waktu tertentu (dapat disebut hari uposatha). Puasa tersebut dilaksanakan dengan menjalani uposatha-sila. Uposatha-sila(aturan yang berjumlah delapan) antara lain: 1. Tidak membunuh , artinya adalah tidak melakukan pembunuhan atau melukai makhluk hidup. Makhluk

Daftar Selebritis yang Mendalami Ajaran Buddha

America / British / West / Hollywood - Adam Yauch (Singer) - Alanis Morisette (Singer) - Allen Ginsberg (Poet) - Angelina Jolie (Actress) - Annie Lennox (Artist) - Belinda Carlisle (Singer) - Brad Pitt (Actor, Producer) - Buster Williams (Jazz Musician) - Coco Lee (Singer, Actress) - Cora L. E. Christian (Doctor) - Courtney Love (Singer, Songwriter) - David Beckham (England Footballer) ( terbaru) - Dennis Weaver (Actor) - Ernestine Anderson (Jazz and Blues Singer) - Eric Erlandson (Gitarist) - Fabian Barthez (France Goalkeeper) - George Harrison (Rock Guitarist) - George Lucas (Producer - Starwars) - Goldie Hawn (Actress) - Guy Ritchie (Director) - Harrison Ford (Actor - Air Force One) - Herbie Hancock (Jazz Musician) - Jack Kerouac (Writer) - Jennifer Lopez (Singer, Actress - Shall We Dance) - Joanna Lumley (Actress) - John Cleese (Actor, Comedian, Produce, Writer) - Kate Bosworth (Actress, Former Boyfriend of Orlando Bloom - Superman Returns) - Kate H