Langsung ke konten utama

Simbol - Simbol Dalam Agama Buddha

Tahukah kamu apa saja simbol-simbol Buddhis? Simbol ini digunakan untuk melambangkan ajaran Buddha dan mengingatkan kita terhadap Sang Buddha. Hampir semua simbol dalam Agama Buddha sangat berkaitan/berhubungan dengan peristiwa pada saat Buddha masih hidup di Bumi.

Berikut adalah simbol-simbol Buddhis yang umum digunakan :

Rupang Buddha

Umat non-Buddhis sering bertanya, apakah umat Buddha menyembah patung atau tidak? Sebagai seorang Buddhis, kita harus memberikan jawaban yang tepat dengan menjelaskan dan memberitahu siapa Sang Buddha dan pengertian Buddha itu sendiri. 

Umat Buddha tidak memuja atau sembahyang pada patung/rupang Buddha sebagai Tuhan untuk mengharapkan kemakmuran dan keselamatan, hal-hal duniawi lainnya atau mengharapkan surga setelah meninggal.


Ketika umat Buddha memberikan penghormatan dengan cara merangkapkan kedua tangannya di depan dada (sikap Anjali) kepada rupang Buddha adalah untuk mengenang jasa-jasanya dalam mengajarkan ajaran kebenaran (Dhamma) kepada semua makhluk, melalui usaha sendiri dan kebijaksanaan-Nya, menemukan jalan damai yang nyata dan membuat-Nya mengetahui segalanya.

Persembahan yang ditaruh di atas meja altar adalah simbol penghormatan umat Buddhis kepada Sang Buddha.

Seperti orang yang sedang memajang foto dari orang yang mereka cintai, ketika terpisah oleh kematian atau jarak yang jauh. Demikian juga umat Buddha, maka tidak mengherankan bila hampir semua Vihara/Cetiya memiliki rupang Buddha atau lukisan Sang Buddha.

Buddha adalah simbol dari penerangan sempurna, memiliki kasih sayang dan kebijaksanaan yang sempurna. Rupang Buddha bukanlah berhala seperti yang dipikirkan oleh umat non-Buddhis pada umumnya. Tanpa adanya patung, umat Buddha juga dapat melakukan kebaktian, jadi ada tidaknya patung tidak menjadi suatu masalah besar.

Kata “Buddha” berarti penerangan sempurna. Buddha adalah laki-laki, manusia, tetapi dia maha sempurna seperti yang dikatakan, Beliau datang untuk memahami kebenaran tentang hidup dan dunia, dan beliau hidup untuk kebenaran.

*kata Patung Buddha seterusnya akan diganti dengan kata Rupang Buddha*

Patung adalah hasil seni dari seorang seniman terhadap suatu objek. Rupang Buddha pada dasarnya tidak mutlak diperlukan atau dimiliki dalam Vihara. Akan tetapi alangkah baiknya memiliki rupang Buddha karena dengan adanya rupang/lukisan sang Buddha dan makhluk suci lainnya, akan selalu mengingat kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Fyi, ada beragam rupang Buddha yang berbeda-beda seperti rupang Buddha Gotama. Ada beberapa rupang Buddha yang banyak dipuja seperti Amitabha Buddha, Vairocana Buddha, Bhaisajyaguru, dan yang lainnya. Ada beberapa patung dari Bodhisatta/Bodhisattva yaitu Avalokitesvara Bodhisattva yang merupakan simbol belas kasih dan yang sering diartikan sebagai Dewi Welas Asih di negara Barat. Di Indonesia sendiri, Avalokitesvara disebut juga Dewi Kwan Im.

Bunga

Bunga merupakan sesuatu yang indah untuk dekorasi. Akan tetapi, bunga dalam vihara melambangkan ajaran yang tidak kekal. Sang Buddha mengajarkan bahwa semua benda yang ada di dunia ini akan  mengalami perubahan, tidak ada yang tetap dan kekal. 

Bunga terlihat indah di pagi hari tetapi layu pada siang hari. Demikian pula kehidupan di dunia ini seperti yang terlihat pada bunga. Bunga mengingatkan kita pada segala hal dan kehidupan. Kita dihadapkan pada kenyataan dari usia tua, sakit, mati tanpa memandang keinginan kita mau atau tidak. Inilah yang disebut Ketidakkekalan (Anicca)

























Ini adalah salah satu renungan dari persembahan bunga;
"Bunga ini saya persembahkan untuk mengingat Sang Buddha, yang telah mencapai Penerangan sempurna."
Bunga ini adalah bentuk dari kejujuran, keagungan dalam warna, pandangan yang indah.
Namun semuanya akan berakhir, bentuknya akan layu, warnanya akan memudar, wanginya akan hilang.
Ini menunjukkan semua kondisi suatu subjek dapat berubah dan menderita serta tidak nyata.

Dupa/Hio

Dupa adalah simbol yang menandai semangat dari kesucian dan persembahan diri. Dupa menghasilkan bau yang harum ketika dibakar dan menandai hal-hal yang positif. Keharuman ini melambangkan perbuatan baik yang menghasilkan aroma harum.


Seseorang yang selalu punya keinginan untuk pergi lebih dari setengah jalan untuk membantu orang lain, yang bersahabat dan ramah tamah, orang seperti ini selalu disukai oleh orang lain dan dupa menyebarkan keharumannya.

Dupa mempunyai warna-warna dan keharuman yang berbeda. Beberapa jenis dupa berbentuk bubuk halus, yang lainnya berbentuk batangan atau bentuk melingkar dengan bau yang berbeda. Dupa tersedia dalam macam-macam warna seperti ungu, hitam, kuning, hijau dan coklat. Tetapi tanpa memandang bau atau warna ketika dupa dibakar bau dan warnanya berubah dan menjadi satu dalam asap.

Ini lambang dari individu yang bersatu dengan yang lainnya, untuk menyatu dengan kehidupan. Dupa digunakan dalam pengertian yang sama dengan persembahan bunga. Dipersembahkan untuk mengenang Sang Buddha. Ini adalah bentuk lain dari meditasi.

Meditasi dan Tasbih

Tidak ada sembahyang dalam agama Buddha. Kata-kata yang dikaji adalah meditasi, bukan sembahyang. Umat Buddha membuktikan pada diri sendiri ajaran Sang Buddha dan doktrinnya, oleh karena itu mereka akan memperoleh mental yang baik untuk mencapai kualitas yang sama pada pikiran mereka masing-masing, akan tetapi dalam tingkatan yang kecil.


Tasbih meditasi adalah simbol dari persatuan dan keharmonisan. Untaian ini tersusun dari untaian tasbih pada tali, tiap untaian menggambarkan kepribadian. Tasbih tidak terpisah dan berdiri sendiri tetapi berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu untaian tasbih.

Secara pribadi, kita mungkin kelihatan mandiri tetapi kita bukanlah orang yang bisa berdiri sendiri. Kita berhubungan dengan yang lainnya dalam pandangan kehidupan yang disebut pandangan Sang Buddha. Kita saling berhubungan dan tergantung. Seseorang tidak akan bertahan tanpa yang lainnya. Demikianlah, tasbih meditasi melambangkan persatuan dari semuanya dan keharmonisan antara mereka.

Biasanya Tasbih digunakan untuk melafalkan nama-nama Buddha / Bodhisattva, sebagai pusat konsentrasi.

Lilin


Lilin adalah simbol dari kebijaksanaan. Dalam dunia nyata kita melihat sesuatu dengan perantara cahaya. Jika kita tidak memiliki matahari atau listrik, dunia ini akan sedemikian gelapnya dan kita tidak dapat melihat segala sesuatu. Dalam dunia kerohanian, penerangan secara fisik tidak dapat membantu kita untuk melihat. Kita hanya dapat melihat dengan kebijaksanaan. Kita sering mengalami kesukaran dalam kehidupan sehari-hari karena kita tidak memiliki kebijaksanaan.

Kebijaksanaan adalah suatu cahaya yang mengakibatkan kita mengerti kenyataan hidup. Kebijaksanaan merupakan hal penting dalam agama Buddha.

Pengetahuan atau pelajaran adalah sesuatu yang didapat dari sumber luar. Kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan dengan membaca, mendengarkan materi, dan sebagainya, tetapi kebijaksanaan tidak dapat diperoleh dari luar, harus dihasilkan dalam kehidupan kita sendiri. Kebijaksanaan hanya didapat melalui pengalaman secara langsung.

Lonceng


Lonceng dipergunakan dalam Vihara atau rumah dengan tiga tujuan;
  • mengumumkan waktu pertemuan,
  • menandakan perbedaan fase dari pelayanan atau waktu kebaktian, dan
  • sebagai simbol untuk membantu dalam meditasi.
Ketika suara merdu terdengar, kita mendengarkan resonasinya melalui kekuatan bunyi yang tergantung pada meditasi.

Bunga Teratai

Bunga teratai adalah lambang yang sangat dikenal dalam agama Buddha. Ini disebutkan dalam sejarah agama Buddha ketika Sang Buddha dilahirkan (sebagai Pangeran Siddhatta) di Taman Lumbini. Tujuh kuntum bunga teratai mekar dari bumi untuk menyambut kelahiran seorang bayi suci yang berjalan tujuh langkah di atasnya.

Bunga Teratai berakar dalam lumpur, muncul di atas air, tumbuh di atas permukaan air, dan mekar dalam kecantikan dan kemurnian untuk menyambut sinar matahari yang pertama. Hal ini melambangkan kesucian dalam ajaran Buddha.


Begitu pula umat manusia, berakar dalam lumpur kegelapan dan ketidaktahuan. Bunga Teratai tumbuh di area berlumpur tetapi tetap bersih dan indah. Seyogianya kita tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan di sekitar yang buruk dan harus menjadi Teratai bagi diri sendiri. 

Swastika

Swastika berasal dari bahasa Sansekerta (sanskrit) yang terbagi atas tiga suku kata; Su – Asti – Ka. Secara umum dibaca suwastika. Su berati bagus/baik, Asti berarti menjadi, dan Ka adalah bentuk akhir dari rangkaian kata tersebut. Swastika berarti menjadi baik. Swastika banyak terdapat dalam kitab Veda (ajaran Hindu), baik sebagai kata benda yang berarti kebahagiaan dan sebagai kata keterangan yang berarti menjadi baik.


Di India, kata Swastika dapat disamakan dengan kata ucapan syukur dan khususnya keramat. Bagi umat Buddha, simbol ini melambangkan asal, keberadaan dan kekalahan atau perpanjangan yang tak terbatas dari kelangsungan kelahiran. Persamaan Swastika dengan roda juga mengingatkan kita terhadap ajaran Sang Buddha ke seluruh dunia dengan sebuah pesan kedamaian. Swastika dikenal sejak zaman Raja Asoka di India, agama Buddha memakainya sendiri seperti agama Kristen yang sekarang memakai salib.

Namun, meski secara garis besar bentuk Swastika dalam agama Hindu dan Buddha mirip tapi tetap ada perbedaannya. Swastika Buddhisme berbentuk huruf Z sedangkan Swastika Hinduisme berbentuk huruf Z terbalik. Orang awam mungkin mengira bahwa Swastika mirip dengan lambang Nazi Jerman namun berbeda.
Swastika (kiri) adalah lambang dari Nazi Jerman dan Swastika (kanan) adalah swastika dalam kepercayaan Hinduisme.

Dhammacakka (Roda Dharma)


*Rusa dalam Buddhisme sangat dihormati dikarenakan Sang Buddha Gotama pertama kali membabarkan Dharma di Bumi adalah di Taman Rusa Isipatana*

Salah satu lambang yang sangat terkenal dalam agama Buddha adalah Roda Dhamma. Ketika Sang Buddha menyebarkan khotbah pertamanya, Beliau menamakannya "Pemutaran Roda Kebenaran". Pemutaran roda berarti mengajarkan ajaran atau hukum. Ungkapan roda adalah untuk peraturan tentang kelakuan yang baik, yang disebut Jalan Utama Beruas Delapan (The Noble Eightfold Path). Persamaan diameter terhadap pusat (titik tengah) Roda Dhamma menandakan keadilan yang abadi. Lingkaran adalah meliputi seluruh kasih sayang dan kebijaksanaan. Gandar adalah batang kebenaran, pada saat roda berputar. Pusatnya mewakili keutuhan kehidupan.

Vajra


Vajra = tidak terhancurkan merupakan lambang penundukan atas rintangan karma buruk. Biasanya beruji 3 atau 5.

Vajra umumnya digunakan di dalam aliran Tantrayana (Vajrayana) yang merupakan salah satu aliran utama Buddhisme selain Mahayana dan Theravada. Sekte Vajrayana sendiri banyak dianut oleh masyarakat di daerah Tibet, China; Mongolia; Nepal; Bhutan dan Siberia, Rusia.

Inilah simbol-simbol dalam agama Buddha. Semoga menambah pengetahuanmu dalam mempelajari ajaran Buddha. Appamadena Sampadetha! Berjuanglah dengan kesungguhan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Dalam Agama Buddha

Dalam agama Buddha, juga dikenal sebuah istilah yang dapat diartikan sebagai “puasa”. Namun, hendaknya jangan ditafsirkan sebagai puasa tidak makan dan minum selama sekitar 15 jam seperti dalam agama Islam.  Puasa dalam agama Buddha sedikit berbeda dan diperbolehkan minum. Dalam agama Buddha puasa itu disebut Uposatha. Puasa ini tidak wajib bagi umat Buddha, namun biasanya dilaksanakan dua kali dalam satu bulan (menurut kalender buddhis dimana berdasarkan peredaran bulan), yaitu pada saat bulan terang dan gelap (bulan purnama). Namun ada yang melaksanakan 6 kali dalam satu bulan, tetapi puasa (uposatha) tersebut tidak wajib. Uposatha artinya hari pengamalan (dengan berpuasa) atau dengan pelaksanaan uposatha-sila pada hari atau waktu tertentu (dapat disebut hari uposatha). Puasa tersebut dilaksanakan dengan menjalani uposatha-sila. Uposatha-sila(aturan yang berjumlah delapan) antara lain: 1. Tidak membunuh , artinya adalah tidak melakukan pembunuhan atau melukai makhluk hidup. Makhluk

Daftar Selebritis yang Mendalami Ajaran Buddha

America / British / West / Hollywood - Adam Yauch (Singer) - Alanis Morisette (Singer) - Allen Ginsberg (Poet) - Angelina Jolie (Actress) - Annie Lennox (Artist) - Belinda Carlisle (Singer) - Brad Pitt (Actor, Producer) - Buster Williams (Jazz Musician) - Coco Lee (Singer, Actress) - Cora L. E. Christian (Doctor) - Courtney Love (Singer, Songwriter) - David Beckham (England Footballer) ( terbaru) - Dennis Weaver (Actor) - Ernestine Anderson (Jazz and Blues Singer) - Eric Erlandson (Gitarist) - Fabian Barthez (France Goalkeeper) - George Harrison (Rock Guitarist) - George Lucas (Producer - Starwars) - Goldie Hawn (Actress) - Guy Ritchie (Director) - Harrison Ford (Actor - Air Force One) - Herbie Hancock (Jazz Musician) - Jack Kerouac (Writer) - Jennifer Lopez (Singer, Actress - Shall We Dance) - Joanna Lumley (Actress) - John Cleese (Actor, Comedian, Produce, Writer) - Kate Bosworth (Actress, Former Boyfriend of Orlando Bloom - Superman Returns) - Kate H